Wednesday 29 January 2014

Pancasila dan Indonesia

Indonesia dan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila



Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, dan segala sesuatunya pun seakan berjalan seperti halnya waktu-waktu sebelumnya. Namun demikian, jika diamati dengan lebih mendalam, pastilah akan banyak ditemui perbedaan-perbedaan. Seiring perkembangan zaman, tidak semua hal berlangsung dalam metode maupun cara yang sama. Satu dan lain hal tampak mulai mengalami perubahan-perubahan, baik yang hampir tidak terlihat, sampai dengan yang drastis hingga tidak dikenali asal-muasalnya.
Menelusuri salah satu perubahan, di antaranya tiada lagi keriuhan masyarakat Indonesia menjelang berakhirnya bulan September. Tidak ada lagi persiapan guna menyaksikan tayangan khusus dari pemerintah di malam hari pada setiap tutup bulan kesembilan di setiap tahunnya. Padahal, beberapa tahun silam, semua itu laksana tradisi dan sudah menjadi suguhan rutin buat masyarakat Indonesia, khususnya pada era Orde Baru. Penyajian film bertema khusus di TVRI itu, berupa film dokumenter yang berkisah mengenai peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September 1965.

Adapun film yang menceritakan tentang tragedi yang menimpa 6 perwira tinggi dan beberapa orang lainnya itu sangat menyita perhatian pemirsa televisi pada zamannya. Bahkan, ada semacam rasa ngeri tersendiri tatkala detik-detik pemutaran film yang biasanya disajikan di malam hari itu.
Pendapat pro dan kontra pun sempat bermunculan di kalangan masyarakat kala berakhirnya pemerintahan pimpinan Presiden Soeharto, presiden kedua RI. Sebagian berpendapat bahwa tayangan itu bisa jadi mengada-ada dan memperlihatkan hal-hal yang terlalu sadis. Terlebih dengan pergantian kepemimpinan di Negeri Khatulistiwa. Walaupun begitu, sebagian lainnya menilai kalau tampilan di stasiun televisi pertama itu merupakan sejarah penting, yang melekat erat pada perjalanan hidup negara Indonesia.
Pancasila dan Indonesia
Beranjak dari itu, seharusnya tidak diangkat hal-hal yang negatif saja. Sari-sari positiflah yang sepatutnya diambil untuk menjadi pelajaran bagi semua pihak. Dari sisi yang berkaitan dengan persatuan, misalnya diharapkan masyarakat tidak dengan mudah terpancing isu-isu yang bisa menimbulkan perpecahan. Sejak kemerdekaan Indonesia, keberagaman merupakan kelebihan dan keunggulan yang kita miliki. Beraneka suku memunculkan berbagai jenis budaya, bahasa, adat-istiadat, dan tradisi yang berbeda-beda, sehingga persatuan menjadi salah satu hal penting yang sepatutnya dijunjung tinggi demi tetap berdiri-tegaknya NKRI.
Berbentuk republik, Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kekayaan alam maupun sumber daya lainnya yang melimpah. Indonesia seharusnya tidak hanya sekadar dianggap sebagai penyokong sumber daya manusia karena jumlah penduduknya yang besar. Juga bukan hanya dianggap sebagai negeri pelengkap keseimbangan kehidupan dunia di tengah kepemilikan hutan tropis berikut lautan. Indonesia seharusnya patut diperhitungkan, terutama dalam kancah perdagangan internasional.
Tanggung Jawab Semua
Bergelut dengan pembahasan yang melibatkan luasnya cakupan wilayah Indonesia, mungkin tidak akan pernah ada habisnya. Satu per satu permasalahan bisa jadi mengemuka dan perlu segera diselesaikan. Dan yang lebih penting, sesungguhnya bukan siapa penanggung jawab persoalan itu. Akan tetapi bagaimana supaya masalah yang ada dapat diselesaikan dengan tepat dan cepat.
Memang sampai saat ini peringatan Hari Kesaktian Pancasila masih diselenggarakan secara rutin di kantor-kantor pemerintahan maupun instansi militer. Namun, yang lebih penting adalah implementasi dalam kehidupan sehari-hari. Dan perlu diingat selalu bahwa, sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila memiliki peranan penting dalam sejarah kehidupan bangsa.
Kembali ke konteks antara baik-tidaknya hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa 30 September 1965 dan Hari Kesaktian Pancasila difokuskan pada kepentingan bersama. Menurut hemat saya, Pancasila yang merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia haruslah tetap dijunjung tinggi. Lebih jauh lagi, juga wajib diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh segenap warga negara Indonesia. Apalagi dengan kemajuan zaman dan teknologi, nilai-nilai Pancasila sudah sewajarnya dijalankan oleh semua lapisan masyarakat.
Lihat saja sendi-sendi utama Pancasila yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan penting demi tercapainya kehidupan Indonesia yang adil, aman, dan makmur, mulai dari aspek religius (Ketuhanan Yang Maha Esa), sosial (Kemanusiaan yang adil dan beradab), persatuan (Persatuan Indonesia), musyawarah (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan), dan adil (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama melestarikan budaya bangsa, sehingga apa yang sudah diperjuangkan para pendahulu kita tidaklah sia-sia. Harapannya, gambar Pancasila yang senantiasa terpampang di depan setiap ruangan, baik itu kantor ataupun kelas di sekolah-sekolah, tidak sekadar menjadi simbol, tetapi menjadi fondasi yang kuat bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan aktivitasnya demi majunya Nusantara. Jayalah terus negeriku, Indonesia.

Sumber :
http://www.beritasatu.com/blog/nasional-internasional/2874-indonesia-dan-peringatan-hari-kesaktian-pancasila.html
0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

Post a Comment