Roket RX-550, Masa depan penguasaan teknologi Antariksa dan Rudal Balistik Nasional
Pengangkut Satelit dan Peluru kendali
Ambisi Indonesia untuk dapat membawa
sendiri satelitnya ke luar angkasa adalah salah satu upaya mewujudkan
kemandirian bangsa dalam teknologi antariksa. Ada kebanggaan atau Pride
tersendiri apabila sebuah negara dapat menguasai teknologi di bidang
antariksa sehingga bisa disejajarkan dengan kelompok negara yang sukses
mengirimkan satelitnya sendiri seperti Amerika, Rusia, China, Jepang,
India, Iran, dsb. Selama ini, untuk mengorbitkan satelit ke angkasa
luar, Indonesia harus mengeluarkan kocek mahal untuk membayar kepada
negara yang memiliki wahana peluncur satelit. Terakhir pada pertengahan
2012 lalu, Satelit Telkom-3 milik Indonesia gagal mengorbit akibat Roket
Proton M milik Rusia mengalami kerusakan dan sebelumnya satelit buatan
LAPAN, TUBSAT pun harus nebeng roket PSLV 7 India untuk diorbitkan.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) kemudian menjawab keinginan ini dengan mulai merancang
berbagai roket dimulai dengan diameter terkecil, menengah yang sudah
aktif di gunakan TNI untuk latihan hingga diameter yang paling besar
saat ini, RX-550. Sejak dikembangkan ditahun 2011, RX-550 masih bergulat
dengan serangkaian uji Statis karena berbagai kendala yang muncul belum
terselesaikan. Kedepan, bila teknologi roket pembawa satelit berhasil
di kuasai LAPAN, bukan tidak mungkin LAPAN juga mampu membuat peluru
kendali jarak jauh atau rudal balistik sebagai bagian dari sistem
pertahanan udara nasional.
About RX550
Sesuai namanya, Roket Xperimental 550
memiliki kaliber 550 mm ,Roket terbesar yang dikembangkan LAPAN,
dirancang mampu melesat sejauh 300 km dan merupakan komponen tingkat
pertama dan kedua dari roket peluncur satelit yang memiliki panjang 8
-10 meter.
Sebelum berkonsentrasi pada RX-550, LAPAN telah sukses
melakukan uji terbang RX-450 pada 2009 lalu, terlihat LAPAN melakukan
pengembangan secara bertahap , berjenjang dan terprogram dengan baik,
sebuah langkah strategis dari LAPAN ditengah rongrongan keterbatasan
anggaran. LAPAN sendri menargetkan mampu meluncurkan satelit secara
mandiri hingga 2025, sebuah waktu yang cukup panjang, hal ini mungkin
dapat dimaklumi karena LAPAN bergerak dengan anggaran dan perhatian
pemerintah yang terbatas.
Pendekatan ke Iran tau Korea Utara
Membangun sendiri teknologi roket
peluncur satelit dari nol merupakan sebuah tantangan yang luar bisa
berat, agaknya belum terselesaikanya berbagai kendala dalam pengembangan
RX-550 akibat dari proges kemandirian pengembangan roket dari nol ini.
Untuk mengatasi persoalan pelik ini dalam jangka waktu yang minimalis,
seharusnya Pemerintah mulai memberikan perhatian intents dengan mengajak
LAPAN untuk ‘menyedot ilmu’ dari negara yang sudah lihai dalam membuat
Roket antara lain ke Iran atau Korea Utara. Mengapa bukan barat, rusia
atau Amerika?? we know that, udah jadi rahasia umum susahnya minta
diajarin teknologi tinggi pada mereka, bargaining power kita masih belum
memadai.
Why Iran or Korea Utara?
Jangan mempersalahkan ideologi atau
agama, tapi Pengetahuan yang dimiliki dua negara ini. IRAN adalah negara
yang tengah getol mengembangkan kemampuan rudal rudalnya demi
melindungi negaranya dari ancaman Amerika dan Israel. Sama seperti kita,
Iran juga mengembangkan rudalnya secara bertahap, dimulai dari roket
Kavoshgar (Explorer) 1 – 2 yang tak membawa apapun, roket Kavoshgar 3
yang sukses membawa hewan ke angkasa luar hingga yang masih dalam tahap
uji coba Roket peluncur satelit ,Simorgh (Phoenix). Bekerja sama dengan
Iran diprediksi bakal lebih mudah dan welcome banget, Iran sangat
membutuhkan kerjasama strategis dengan negara2 besar lain guna
meningkatkan peran Internasionalnya melawan embargo Barat. Masalahnya,
“berani” kah Indonesia menjalin kerjasama strategis ini dengan Iran?
karena yang jelas Amerika dan anak buahnya bakal dibikin panas dingin.
Well ini semua kembali pada upaya diplomasi dan kepemimpinan negara ini
kelak.
Alternatifnya bila Iran masih belum
mencukupi, untuk mendorong penguasaan teknologi Roket, tak ada salahnya
pula kita berguru pada Saudara tua kita, Korea Utara. Apalagi diyakini,
Iran dan Korea Utara saling bekerja sama dalam Pengembangan teknologi
Rudal. Iran turut membantu Korea utara dalam keberhasilan
peluncuran Roket pembawa satelit Kwangmyongsong-3. Pada awal2 pasca
revolusi Islam dan perang Iran – Iraq, Teheran meminta bantuan Pyongyang
untuk membantu mengatasi rudal SCUD Irak, hasilnya Iran mengimpor 100
Rudal Scud-B pada 1987 berikut kendaraan pengangkutnya. Sejak itu Korea
Utara telah mengekspor Scud-C (1992) dan rudal Rodong (1994) ke Iran,
beserta pengiriman ahli rudal ke IRAN. Di era 1990 an dengan bantuan
ilmuwan Korut, Iran memulai sendiri pengembangan Rudalnya, hasilnya Iran
Sukses meluncurkan Rudal Shahab-3 berdaya jangkau 1-300 km yang
merupakan wujud reinkarnasi dari rudal Rodong Korea Utara. Kini Iran
juga berhasil mengembangkan Shahab-5 dan Shahab-6 dengan daya jangkau
yang lebih besar yang merupakan bentuk copy dari Rudal balistik (ICBM)
Tae-Podong 2 Korea utara, Dengan rudal Shahab pulalah Iran mampu
mengirim satelit nya sendiri pada 2009 silam. Bukti rudal baliktis bak
sendok bermata dua, satu bisa untuk kegiatan positif (satelit), satu
bisa sebagai senjata mematikan.
Apa yang dilakukan Iran bersama Korea
Utara dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi LAPAN dalam pengembangan
roketnya, apabila Indonesia mendapat mentoring dari Iran atau Korea
Utara, plus anggaran yang memadai, maka kemandirian dalam meluncurkan
satelit atau membangun rudal yang mampu meningkatan efek deterens bagi
tetangga nakal dapat diwujudkan dalam waktu singkat.
At least, Perjalanan LAPAN dan Indonesia
masih sangat panjang dalam teknologi Antariksa, akan tetapi niat, ambisi
LAPAN untuk mewujudkan roket peluncur satelit adalah kebanggaan
tersendiri. Karena hal in pulalah, meski dengan terseok seok, Roket2
LAPAN terus mendapat perhatian serius dari para tetangganya, terutama
Singapura dan Malaysia. Setiap ada event uji terbang, dua negara ini
dipastikan meng ON kan Teropong dan recodernya, bukti pengembangan roket
LAPAN memilik potensi membawa ancaman besar bagi para tetangganya.
Mereka macam2, kita tinggal pajang pinsil raksasa dengan sebuah telunjuk
jari yang berada diatas sebuah tombol besar bewarna merah.
Kebenaran akan terwujud ketika kita telah melewati kesulitanSumber : http://kasamago.wordpress.com/2013/11/24/roket-rx-550-masa-depan-penguasaan-teknologi-antariksa-dan-rudal-balistik-nasional/